Trump Menyusun Sanksi Global untuk Hentikan Minyak Rusia

Introduction : Pada 17 November 2025, Presiden Donald Trump mengumumkan rencana sanksi baru bagi negara-negara yang masih berbisnis dengan Rusia. Langkah ini bertujuan untuk menghentikan aliran minyak dan gas dari Moskow, yang dianggap sebagai dukungan bagi perang yang sedang berlangsung. Dengan tekanan ini, AS berharap dapat melemahkan ekonomi Rusia secara signifikan.

Ce qu’il faut retenir

Trump mengusulkan undang-undang untuk menjatuhkan sanksi berat pada negara yang mengimpor minyak Rusia.
Sanksi baru diumumkan setelah AS menjatuhkan sanksi pada dua perusahaan minyak besar Rusia.
Iran menjadi pembeli utama minyak Rusia, mengimpor ratusan ribu barel per hari.
AS percaya bahwa pembatasan ekspor minyak adalah cara tercepat untuk melemahkan ekonomi Rusia.
Langkah ini diharapkan dapat mempersempit kemampuan Moskow dalam melanjutkan konflik.

Faits vérifiés

Menurut laporan dari Tribunnews, Trump menegaskan bahwa sanksi ini ditujukan untuk menghentikan aliran bisnis minyak Rusia. Media internasional seperti AFP dan Reuters juga melaporkan bahwa sanksi baru ini muncul setelah tindakan sebelumnya terhadap perusahaan-perusahaan Rusia. Dengan demikian, langkah ini merupakan bagian dari strategi lebih luas untuk menekan Rusia secara ekonomi.

Le détail qui fait réagir

Data perdagangan menunjukkan bahwa Iran mengimpor ratusan ribu barel minyak mentah Rusia setiap hari, baik melalui jalur resmi maupun skema barter. Ini menyoroti ketergantungan Iran pada minyak Rusia untuk memenuhi kebutuhan domestik.

Réactions officielles et citations

« Kami akan mengambil langkah tegas terhadap negara mana pun yang mendukung bisnis minyak Rusia » — Donald Trump, 17 November 2025.

Analyse & Contexte

Langkah ini mencerminkan ketegangan geopolitik yang semakin meningkat antara AS dan Rusia, serta dampaknya terhadap negara-negara yang berhubungan dengan Moskow. Dengan sanksi ini, Trump berusaha untuk mengisolasi Rusia lebih jauh di panggung internasional, sekaligus menunjukkan komitmen AS dalam mendukung sekutu-sekutunya.